Tentang Nyeri di Dada
Nyeri dada adalah salah satu keluhan-keluhan yang paling umum yang
akan membawa seorang pasien ke bagian darurat. Mencari perawatan segera
mungkin menyelamatkan nyawa, dan pendidikan publik yang sungguh-sungguh
telah dilaksanakan untuk mendapatkan pasien-pasien mengakses perawatan
medis ketika nyeri dada menyerang. Sementara pasien mungkin khawatir
tentang serangan jantung, ada banyak penyebab-penyebab lain dari nyeri
di dada yang dokter-dokter akan perlu untuk mempertimbangkannya.
Beberapa diagnosis-diagnosis adalah mengancam nyawa, sementara yang
lain-lainnya kurang berbahaya.
Memutuskan penyebab dari nyeri dada adakalanya sangat sulit dan
mungkin memerlukan tes-tes darah, x-rays, CT scans dan tes-tes lain
untuk menyortir diagnosis. Sering, sejarah yang diambil secara hati-hati
oleh dokter mungkin adalah segalanya yang diperlukan untuk menemukan
jawaban.
Sumber-Sumber Nyeri Dada
Sumber nyeri mungkin timbul dari keragaman dari sumber-sumber yang potensial:- dinding dada termasuk tulang-tulang rusuk, otot-otot, dan kulit;
- punggung termasuk tulang belakang (spine), syaraf-syaraf, dan otot-otot punggung;
- paru, pleura (lapisan dari paru) atau trachea;
- jantung termasuk pericardium (kantong yang mengelilingi jantung);
- aorta;
- esophagus;
- diafragma, otot yang rata yang memisahkan rongga-rongga dada dan perut;
- nyeri yang dirujuk dari organ-organ perut seperti lambung, kantong empedu, dan pankreas.
Penyebab-Penyebab Nyeri Dada
Nyeri dapat disebabkan oleh hampir setiap struktur dalam dada. Organ-organ yang berbeda dapat menghasilkan tipe-tipe nyeri yang berbeda namun sayangnya nyerinya tidak spesifik pada setiap penyebab. Setiap dari penyebab-penyebab berikut dijelaskan secara mendetil dalam artikel ini:- Tulang-Tulang Rusuk Yang Patah atau Memar
- Pleuritis Atau Pleurisy
- Pneumothorax
- Shingles
- Pneumonia
- Pulmonary Embolus
- Angina
- Serangan Jantung (Myocardial Infarction)
- Pericarditis
- Aorta dan Aortic Dissection
- Esophagus Dan Reflux Esophagitis
- Nyeri Perut Yang Dirujuk
Dokter Rob Lamberts seperti dilansir housecalldoctor, Minggu (21/8/2011) mengatakan orang perlu membedakan kapan nyeri dada itu serius karena serangan jantung atau penyakit lain.
Jika nyeri dada mengarah ke serangan jantung maka harus dilakukan tindakan cepat pertolongannya untuk mencegah kerusakan otot jantung yang bisa terjadi dalam beberapa jam yang berujung pada kematian.
Dokter Lamberts mengatakan untuk gejala serangan jantung, kata yang tepat sebenarnya bukan nyeri dada tetapi sensasi di dada. Sensasi ini terasa tidak enak seperti perasaan berat saat bernapas, perasaan dingin di dada atau sesak napas.
Menurutnya hampir sepertiga pasien serangan jantung tidak merasakan nyeri dada. Tapi gejala sebenarnya sudah dirasakan jauh sebelumnya yakni nyeri yang hilang timbul dalam 5 menit atau tidak menetap dan seringnya diabaikan banyak orang. Nyeri dada yang timbul tenggalam itu biasanya berlangsung singkat, tidak sampai 20 menit.
Kapan nyeri dada itu dikategorikan sebagai gejala serangan jantung yang serius?
Gejala yang khas pada serangan jantung (angina) adalah:
1. Dada sesak, berat atau seperti diperas.
Kondisi ini digambarkan banyak penderitanya seperti membawa beban yang berat di dada atau seperti dada diikat ketat. Sensasi ini biasanya terasa di sisi kiri dada atas. Tetapi kadang juga sulit menentukan lokasi yang tepat.
2. Sesak napas
3. Berkeringat, mual dan merasa cemas
4. Rasa sakit di leher, lengan kiri dan rahang, di belakang perut, salah satu bahu atau di kedua bahu.
5. Merasa lemah dan denyut jantung cepat atau tidak teratur.
Kondisi itu bisa muncul walau orang sedang istirahat. Gejala itu juga bisa timbul saat sedang atau sehabis olahraga, stres atau sehabis makan besar yang hanya ada satu jalan segera bawa ke unit darurat rumah sakit terdekat.
Selain nyeri dada serangan jantung, seperti dikutip WebMD, nyeri dada juga pertanda dari masalah atau penyakit lain seperti gangguan pencernaan (maag) atau salah otot.
Nyeri dada yang bukan serangan jantung adalah:
1. Nyeri pada otot atau tulang dada.
Kondisi ini sering terjadi ketika aktivitas seseorang meningkat atau orang menambah jadwal olahraganya.
2. Nyeri dada ketika batuk
Kondisi ini terjadi karena ada infeksi saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh virus.
3. Nyeri di rusuk
Jika terjadi sebelum muncul ruam-ruam merah bisa jadi itu pertanda penyakit herpes zoster.
4. Tulang rusuk patah
Adanya tulang rusuk yang patah membuat orang merasakan nyeri dada terutama ketika batuk atau mengambil napas dalam-dalam.
5. Gangguan pencernaan Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit asam lambung yang naik ke kerongkongan.
Kondisi ini bisa menyebabkan rasa sakit di bawah tulang dada, rasa mulas.
6. Masalah paru-paru pneumothorax
Kondisi ini menyebabkan nyeri dada yang amat dalam dan sesak napas yang ekstrem.
7. Bekuan darah di paru-paru (emboli)
Kondisi ini menyebabkan nyeri dada yang amat dalam dan sesak napas yang ekstrem.
8. Kanker paru-paru
Kanker paru-paru juga menyebabkan nyeri dada terutama jika sel-sel kanker telah menyebar ke tulang rusuk.
9. Penyakit tulang belakang
Penyakit ini juga menimbulkan rasa nyeri di dada jika saraf di tulang belakang terjepit.
SEDIKIT TIPS
Ada banyak faktor yang memicu munculnya rasa nyeri di dada. Oleh karena itu, untuk mengatasi rasa nyeri dada perlu diselidiki faktor penyebabnya terlebih dahulu. Pada umumnya, gangguan nyeri alat visceral (nyeri karena organ tubuh) tidak terlalu sakit. Misalnya sakit pun, tidak sampai menyiksa penderita. Sakit ini biasanya seperti ada beban berat yang menekan rongga dadanya dan juga terasa enek. Gejala seperti ini biasanya akan berangsur-angsur menghilang dengan melakukan beberapa gerakan ringan, misalnya duduk dan istirahat dengan tenang.
Adapun rasa nyeri kardial adalah rasa sakit pada dada yang memerlukan beberapa pengobatan spesifik sesuai dengan penyebab gejala yang jelas. Untuk kasus ini, cara meredakan dapat diawati seperti saat meredakan nyeri visceral. Namun, jika tidak kunjung hilang, lakukan beberapa cara berikut ini:
Di rumah sakit, penderita nyeri dada akan menjaiani pemeriksaan fisik, laboratories, dan foto rontgen. jika dibutuhkan, juga akan dilakukan elektrokardiografi dan ekokardiografi. Setelah diperoleh kepastian adanya penyempitan pembuluh koroner, maka dilakukan angiograft. Bisa juga dipilih pemeriksaan kombinasi ekokardiografi dan tes uji latih y-ang disebut stress echocardiography « Cara ini dapat memvisualisasikan segmen dinding jantung yang diduga mengalami gangguan pasokan oksigen.
Pemeriksaan yang tergolong baru adalah Magnetic Resonance Angiography (MRA). Untuk mengetahui area jantung mana yang mengalami gangguan pasokan darah, bisa dilakukan pemeriksaan dengan radio isotop Thalium atau Technicium. Teknik invasif seperti katerisasi mempunyai sensitivitas hampir 100 persen. Namun, teknik ini hanya dikerjakan bila memang indikasinya benar-benar positif.
BUKAN SELALU NYERI DADA IDENTIK SAKIT JANTUNG
Nyeri dada yang berat sering menjadi alasan banyak orang untuk datang ke unit gawat darurat karena khawatir itu merupakan gejala serangan jantung. Padahal, nyeri dada yang parah tidak selalu berarti serangan jantung atau mycocardial infarction.
Kendati demikian, nyeri dada yang ringan jangan pula diabaikan karena ternyata hal itu juga bisa menjadi penanda adanya masalah pada jantung.
“Jika nyeri dada terasa tak terlalu berat itu, hal itu juga tidak berarti bukan serangan jantung,” kata Dr. Anna Marie Chang, peneliti dan juga dokter di bagian unit gawat darurat (UGD) Rumah Sakit Universitas Pennsylvania.
Ia melakukan penelitian terhadap 3.300 pasien yang datang ke UGD. Menggunakan skala 0-10, dengan 0 mendeskripsikan tidak ada sakit dan 10 sebagai sangat sakit, Chang dan timnya lalu mengamati kesehatan pasien selama 30 hari untuk mengetahui apakah ada kejadian terkait penyakit jantung.
Pasien yang menderita nyeri dada parah ternyata tidak menderita serangan jantung atau mengalaminya dalam satu bulan ke depan dibanding pasien yang nyerinya lebih ringan. Nyeri yang tetap dirasakan hingga satu jam juga bukan indikator serangan jantung.
Nyeri dada memang harus diwaspadai. Nyeri merupakan alarm adanya gangguan kesehatan serius, misalnya tukak lambung atau adanya robekan di aorta yang merupakan pembuluh utama pada jantung.
“Penyebab nyeri dada mungkin bukan serangan jantung tapi bisa menjadi sesuatu yang serius,” kata Dr. James Feldman, dokter di bagian UGD Boston Medical Center.
Gejala serangan jantung klasik meliputi nyeri di dada atau rasa tertekan, tetapi gejala lainnya adalah sesak napas, mual, muntah, dan pingsan. Selain itu nyeri akibat serangan jantung tidak selalu ada di bagian dada.
“Nyeri bisa timbul di bagian dada, lengan, rahang, punggung atau perut dan bisa berbeda-beda pada setiap pasien,” kata Dr.Rajiv Gulati, ahli kardiologi dari Mayo Clinic.
Walau hasil penelitian Chang tidak menunjukkan nyeri dada merupakan gejala serangan jantung namun nyeri dada yang tidak bisa dipahami bisa menjadi gejala serius. “Pertolongan pertama bisa menyelamatkan nyawa,” kata Gulati.
Tapi tetap saja, mencegah lebih baik daripada mengobati, selalu jaga pola makanan, sempatkan olahraga dan banyak minum air putih sesuai kadarnya, juga jangan lupa untuk beribadah.
Currently have 0 comments: